Penjelasan Umum Laporan Keuangan Bank
Jenis Bank
Berdasarkan pasal 5 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank berdasarkan undang-undang, yaitu :
1.
Bank umum adalah : Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dalam usahanya terutama dalam memberikan kredit jangka pendek.
2.
Bank Perkreditan Rakya adalah : Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Fungsi Pokok Bank
Bank sebagai lembaga perantara keuangan memberikan jasa - jasa keuangan baik kepada pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang memiliki dana bank - bank melakukan beberapa fungsi dasar sementara tetap menjalankan kegiatan rutinnya di bidang keuangan. Fungsi dasar dan bank dapat dilihat dan keterangan berikut. Bank memiliki fungsi pokok sebagai berikut ( Dahlan Siamat 2001 : 88)
1.Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam
kegiatan ekonomi.
2.Menciptakan uang
3.Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat.
4.Menawarkan jasa - jasa keuangan lain.
5.Menyediakan fasilitas untuk perdagangan intemasional
6.Menyediakan pelayanan penyimpanan untuk barang - barang berharga. 7.Menyediakan jasa - jasa pengelolaan dana.
Fungsi Laporan Laba / Rugi
Berdasarkan Undang - Undang RI No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan pasal 34, setiap bank diwajibkan menyampaikan laporan keuangan berupa neraca dan perhitungan laba / rugi berdasarkan waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Menurut Bambang Riyanto pengertian laporan keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan, dimana neraca ( Balance Sheet) mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan laba 1 rugI (Income Statement ) mencerminkan hasil - hasil yang dicapai dalam suatu periode tertentu biasanya meliputi periode 1 tahun.
Adapun pengertian dan neraca (Balance Sheet) adalah suatu gambaran dan laporan keuangan bank yang mengemukakan perbandingan yang seimbang antara harta benda, milik atau kekayaan bank dengan semua kewajiban, utang dan modalnya pada saat tertentu.
Dan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dan susunan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang berguna dalam membuat keputusan bagi pihak - pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan yang disusun dan disajikan sebagai data tahunan kepada semua pihak yang berkepentingan pada hakekatnya mempunyai keterbatasan dalam memberikan gambaran tentang keadaan keuangan dan potensi laba. Untuk mengatasinya
diperlukan suatu laporan untuk beberapa periode, yaitu dengan menyusun laporan
keuangan yang diperbandingkan.
Laporan keuangan mempunyai arti penting sebagai berikut:
•Kepentingan masyarakat.
•Kepentingan pemegang saham.
•Kepentingan perpajakan
•Kepentingan pemerintah
•Karyawan
•Manajemen bank.
KOMPONEN LAPORAN BANK
Neraca Bank
Sisi aktiva dalam neraca bank menggambarkan pola pengalokasian dana bank yang mencerminkan posisi kekayaan yang merupakan hasil penggunaan dana bank dalam berbagai bentuk. Penggunaan dana bank dilakukan berdasarkan prinsip prioritas. Disamping itu kegiatan pengalokasian dana tersebut hams memperhatikan ketentuan - ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Sentral sebagai otoritas moneter yang mengatur dan mengawasi bank.
Sisi pasiva dalam neraca bank menggambarkan kewajiban bank yang berupa klaim pihak ketiga atau pihak lainnya atas kekayaan bank yang dinyatakan dalam bentuk rekening giro, tabungan, deposito berjangka dan instrument - instrument utang atau kewajiban bank lainnya. Selain itu modal bank menggambarkan nilai buku pemilik saham bank. Sisi pasiva mencerminkan kegiatan penghimpunan dana yang berasal dari berbagai sumber. Dana bank yang pada dasarnya berasal
dari masyarakat atau pihak ketiga dan modal bank itu sendiri (ekuitas). Berikut ini
adalah pos - pos yang ada pada sisi aktiva dan pasiva dalam neraca bank.
Neraca Bank Menurut Ketentuan Bank Indonesia
AKTIVA
1. Kas
2. Giro Bank Indonesia
3. Tagihan pada Bank lain
a. Giro
b. Call money
4. Kredit yang diberikan
5. Surat berharga dan tagihan
6. Penyertaan
7. Cadangan aktiva yang diklasifikasikan
8. Aktiva tetap
9. Rupa-rupa aktifa
PASIVA
1. Giro
2. Call money
3. Tabungan
4. Deposito Berjangka
5. Kewajiban lainnya
6. Surat Berharga
7. Pinjaman diterima
a. Bank Indonesia
b. Subordinasi
8. Rupa-rupa Passiva
9. Modal
a. Modal disetor
b. Agio Saham
c. Cadangan
d. Laba Ditahan
10. Laba / rugi tahun berjalan
Contoh neraca Bank
NERACA
NERACA
No. | Pos-pos | Jumlah |
| AKTIVA | |
1 | Kas | 31,187,338,775.00 |
2 | Bank | |
| a. Giro Bank Indonesia | 258,459,853,649.78 |
| b. SBI Syariah | 50,000,000,000.00 |
| c. Giro Bank Lain | 11,641,516,276.49 |
| -/- Cad.Pengh.Giro Pd Bank Lain | (160,000,000.00) |
3 | Penempatan Pada Bank | |
| -/- Cadangan Kerugian Penempatan Pada Bank | |
4 | Surat Berharga dan Tagihan Lainnya | 532,000,000,000.00 |
| -/- Cadangan Kerugian SB/Tagihan Lain | (820,000,000.00) |
5 | Piutang & Pembiayaan | |
| a. Piutang | 1,729,395,775,890.06 |
| b. Pembiayaan | 147,353,832,337.40 |
| -/- Cad. Penghapusan Piutang/Pembiayaan | (30,217,574,408.64) |
6 | Aktiva Ijarah | 80,697,805.26 |
| -/- Akumulasi Penyusutan Aktiva Ijarah | (25,962,507.79) |
7 | Aktiva Non Produktif | 4,030,522,327.86 |
| -/- Cad. Penghapusan Aktiva Non Produktif | (4,030,522,327.86) |
8 | Pendapatan yang masih akan diterima | 28,060,550,596.65 |
9 | Aktiva Tetap | 64,374,101,128.30 |
| -/- Akumulasi Penghapusan Aktiva Tetap | (21,209,850,969.01) |
10 | Aktiva Tetap | 83,307,985,203.67 |
| TOTAL AKTIVA | 2,883,428,263,777.17 |
| | |
No. | Pos-pos | Jumlah |
| PASIVA | |
1 | Giro Wadiah | 147,574,369,532.75 |
2 | Tabungan Wadiah | 74,318,136,586.14 |
3 | Simpanan Wadiah lainnya | 619,999,015,396.66 |
4 | Kewajiban Segera Lainnya | 5,831,852,706.33 |
5 | Tabungan Mudharabah | 5,437,505,677.35 |
6 | Deposito Mudharabah | 1,698,789,608,330.01 |
7 | Simpanan Mudharabah Lainnya | 6,589,620.91 |
8 | Surat Berharga diterbitkan | 20,000,000,000.00 |
9 | Simpanan dari Bank Lain | 3,010,079,872.32 |
10 | Pinjaman diterima | |
11 | Setoran jaminan | 249,018,150.00 |
12 | Beban yang masih harus dibayar | 6,185,384,085.79 |
13 | Rupa-rupa Pasiva | 22,967,624,810.72 |
14 | Modal | 150,059,655,000.00 |
15 | Cadangan Umum | |
16 | Laba(Rugi) tahun lalu | 92,555,160,340.70 |
17 | Laba/Rugi tahun berjalan (sebelum pajak) | 36,444,263,667.49 |
| TOTAL PASIVA | 2,883,428,263,777.17 |
Laporan Laba / Rugi
Laporan laba/rugi bank (Profit and Loss Statement) atau lebih dikenal juga dengan Income Statement dari suatu Bank umum adalah suatu laporan keuangan bank yang menggambarkan pendapatan dan biaya operasional dan non operasional bank serta keuntungan bersih bank untuk suatu periode tertentu.
Karena laporan rugi laba merupakan laporan akuntansi utama, maka laporan ini tidak asing lagi di setiap perusahaan. Banyak kesan bahwa menyusun laporan ini sulit, Pada hal sangat sederhana apalagi dikerjakan pada sistem akuntansi komputer, untuk menerbitkan laporan ini tinggal clik command button, komputer segera mengerjakannya. Gampangkan ?
Sesungguhnya memang sederhana dan gampang sekali. Timbulnya kesan rumit adalah karena laporan ini melibatkan semua transaksi yang jumlahnya relative banyak, mulai dari awal periode akuntansi sampai periode akhir. Jumlah yang banyak itulah yang sulit, namun dengan bantuan komputer semua itu jadi mudah dan cepat.
Untuk memahami laporan Rugi laba kita perhatikan konsep dasarnya yang sangat sederhana yaitu :
Untung = Jual – Beli
Sekarang kita kembangkan, Jual itu dalam suatu kegiatan usaha melibat unsur diskon, retur dll. Sedangkan unsur beli melibatkan unsur barang yang dijual sebagai biaya pokok. Disamping itu dalam melakukan usaha tersebut melibatkan kegiatan operasional yang menyebabkan timbul biaya operasional. Selain itu masih terdapat unsur lain yaitu unsur yang tidak terkait langsung dengan usaha pokok perusahaan kita sebut saja pendapatan/biaya diluar usaha atau biaya lain lain dan terakhir terdapat hubungan dengan kewajiban kepada pemerintah yaitu berupa pajak.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka dapat kita temukan susunan seperti berikut:
JUDUL DAN PERIODE ——> STANDAR AKUNTANSI
1. PENDAPATAN/PENGHASILAN :
- ……………………………………….. nnnnnnnn
- ……………………………………….. nnnnnnnn +
JUMLAH PENGHASILAN NNNNNNN —-> JUAL
2. HARGA POKOK PERSEDIAAN:
- ……………………………………….. nnnnnnnn
- ……………………………………….. nnnnnnnn +
JUMLAH HARGA POKOK PERSEDIAAN NNNNNNN - ———> BELI
PENGHASILAN NNNNNNN ———-> UNTUNG
3. BIAYA OPERASI:
- BIAYA PENJUALAN
- …………………………….. nnnnnnnn
- …………………………….. nnnnnnnn
JUMLAH BIAYA PENJUALAN NNNNNNN
- BIAYA ADMINISTRASI & UMUM
- …………………………….. nnnnnnnn
- …………………………….. nnnnnnnn
JUMLAH BIAYA ADMINISTRASI NNNNNNN +
4. JUMLAH BIAYA OPERASI NNNNNNNN -
5. PENDAPATAN/BIAYA LAIN LAIN:
6. LABA SEBELUM PAJAK NNNNNNN
7. PAJAK PENGHASILAN NNNNNNN
LABA/RUGI BERSIH NNNNNNN
(mohon ma’af masih perlu dirapikan)
Selanjutnya berdasarkan kebutuhan, rugi laba perlu dibandingkan dengan rugi laba periode tertentu misal periode yang sama pada masa akuntansi tahun lalu atau dengan periode akhir tahun lalu, sehingga laporan laba rugi dapat menampikan perkembangan usaha.
Dari cara menghitung terdapat dua bentuk laporan rugi laba yaitu metode periodical dan perpetual inventoy dimana metote periodical inventory sudah jarang digunakan karena dengan bantuan komputer menggunakan metode perpertual inventory, laporan rugi laba dapat divisual kapan saja diperlukan.
Perbedaan laporan Rugi laba perusahaan jasa, dagang dan industri hanya terdapat perbedaan pada rekening-rekening rugi laba yang terdapat pada masing-masing perusahaan tersebut misalnya :
- Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, sehingga dalam laporan rugilaba tidak terdapat komponen harga pokok persediaan
- Perbedaan nama rekening misalnya nama rekening penghasilan pada perusahaan dagang “Penghasilan Penjualan “ sedangkan pada perusahaan jasa adalah “Penghasilan Jasa”
- dll.
Untuk melakukan hal tersebut, sulit hanya semata-mata karena melibatkan banyak data namun dengan bantuan aplikasi komputer laporan rugi laba dapat dihasilkan dalam hitungan detik, sehingga dapat dilihat kapan saja dibutuhkan.
Menyusun Rekening Rugi Laba
PENDAPATAN/PENGHASILAN : Yaitu pendapat/penghasilan dari usaha pokok perusahaan. Pada persusahaan dagang adalah penghasilan dari penjualan barang dagang yang selanjutnya disebut penjualan. Elemen lain yang mempengaruhi penjualan adalah potongan penjualan dan retur penjualan. Mungkin ada komisi yang langsu berkaitan dengan penjualan ditempatkan di bagian ini. |
Penjualan | | | 99,999,999.00 |
PotonganPenjualan | 99,999,999.00 | | |
Retur Penjualan | 99,999,999.00 | + | |
| | | |
PENJUALAN BERSIH | | | 99,999,999.00 |
Perlu tidaknya rekening penjualan ke rekening yang lebih spesifik sepenuhnya adalah kebijakan pimpinan perusahaan. Saya pernah melakukanya atas permintaan manajemen perusahaan clien saya dimana setia item barang memiliki rekening sendiri. Total rekening Neraca dan Rugi laba menjadi 750 item. Informasi yang diperileh sangat terinci namun disisi lain menuntut user untuk bekerja lebih teliti dan punya tinggkat kesulitan ngat tinggi. Tip dari saya sebaiknya kalau memang ingin di detail cukup dengan membuat berdasarkan kelompok-kelompok barang saja.
HARGA POKOK PERSEDIAAN : Adalah semua biaya yang diperlukan untuk memperoleh persediaan sampai persediaan tersebut dapat dijual, namun umumnya hanya elemen yang terkait secara langsung saja yang dikelompokan sebagai harga pokok persediaan. Elemen yang mempengaruhi nilai harga pokok peresediaan adalah potongan pembelian dan retur pembelian. |
Pembelian | 99,999,999.00 | | |
Biaya Transport | 99,999,999.00 | | |
Potongan Pembelian | 99,999,999.00 | | |
Retur Pembelian | 99,999,999.00 | + | |
HARGA POKOK PERSEDIAAN | | | 99,999,999.00 |
JUMLAH PENDAPATAN/PENGHASILAN | | | 9,999,999,999.00 |
BIAYA OPERASIONAL : Adalah semua biaya yang diperlukan dalam usaha pokok perusahaan, selain Harga pokok persediaan meliputi biaya penjualan, biaya umum dan biaya administrasi. Umumnya biaya-2 tersebut sekelompokan sbb:
BIAYA PENJUALAN : Adalah biaya yang digunakan, untuk menjual barang dagang termasuk di dalamnya biaya yang digunakan untuk menagih hasil penjualan. |
Biaya Gaji & Uang Transport Marketing | 99,999,999.00 | | |
Biaya Iklan | 99,999,999.00 | | |
Biaya Transport | 99,999,999.00 | | |
Biaya Penagihan ( Kolektor ) | 99,999,999.00 | + | |
TOTAL BIAYA PENJUALAN | | | 99,999,999.00 |
BIAYA UMUM & ADMINISTRASI : Adalah kelompok biaya yang tidak berbanding lurus B16dengan hasil usaha. Namun besar anggaran yang ditetapkan untuk masing-masing element biaya, menentukan efektifitas kinerja perusahaan sehingga masing-masing elemen biaya umum dan administrasi perlu dikontrol agar selalu terjadi sinkronisasi dengan aktivitas perusahaan. |
| | | |
Biaya Listrik | 99,999,999.00 | | |
Biaya Telepon | 99,999,999.00 | | |
Biaya Gas dan Air | 99,999,999.00 | | |
Biaya Alat Tulis & Kantor | 99,999,999.00 | | |
Biaya Legal & Perizinan | 99,999,999.00 | | |
Biaya Gaji Dan Tunjangan | 99,999,999.00 | | |
Biaya Pengembangan SDM | 99,999,999.00 | | |
Biaya Perjalanan Dinas | 99,999,999.00 | | |
Biaya Perawatan & Perbaikan | 99,999,999.00 | | |
Biaya Penyusutan Aktiva | 99,999,999.00 | | |
Biaya Umum Lainnya | 99,999,999.00 | + | |
| | | |
TOTAL BIAYA UMUM & ADMINISTRASI | | | 99,999,999.00 |
| | | |
TOTAL BIAYA OPERASIONAL | | | 99,999,999.00 |
LABA USAHA | | | 99,999,999.00 |
PENDAPATAN LAIN : Adalah pendapatan/penghsilan yang diperoleh dari aktivitas diluar usaha pokok perusahaan |
Pendapatan Ongkos Angkut | | | 99,999,999.00 |
Pendapatan Ongkos Potong | | | 99,999,999.00 |
Pendapatan Bunga Jasa Giro | | | 99,999,999.00 |
| | | |
TOTAL PENDAPATAN LAIN | | | 99,999,999.00 |
| | | |
BIAYA LAIN-LAIN | | | |
Biaya Lain – lain | 99,999,999.00 | | |
Biaya Bunga Bank | 99,999,999.00 | | |
Penghapusan Piutang | 99,999,999.00 | | |
Laba (Rugi) Penjualan Aktiva Tetap | 99,999,999.00 | + | |
| | | |
TOTAL BIAYA LAIN-LAIN | | | 99,999,999.00 |
| | | |
POS LUAR BIASA | | | |
Peghasilan/Biaya/kerugian dari peristiwa/ kejadian luar biasa (Yang jarang terjadi) | 99,999,999.00 | + | |
| | | |
TOTAL POS LUAR BIASA | | | 99,999,999.00 |
LABA SEBELUM PAJAK | | | 99,999,999.00 |
Laporan Kualitas aktiva produktif Untuk lebih memahami konsep aktiva produkrif, maka pada bagaian ini terlebih dahulu akan dikupas mengenai aktiva dan prinsip-prinsipnya. Hal ini untuk memudahkan dalam memahami aktiva produktif dalam pembahasan selanjutnya. Aktiva diartikan sebagai jasa yang akan datang dalam bentuk uang atau jasa mendatang yang dapat ditukarkan menjadi uang (kecuali jasa-jasa yang timbul dari kontrak yang belum dijalankan kedua belah pihak secara sebanding) yang didalamnya terkandung kepentingan yang bermanfaat yang dijamin menurut hokum atau keadilan bagi orang atau sekelompok orang tertentu. Aktiva juga diartikan sebagai manfaat ekonomi yang sangat mungkin diperoleh atau dikendalikan oleh entitas tertentu pada masa mendatang sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu (Marianus Sinaga, 1997)
Aktiva Produktif Pada Bank Syariah
Pembiayaan yaitu penyediaan dana dan atau tagihan berdasarkan akad mudaharabah dan atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip bagi hasil.
Piutang yaitu tagihan yang timbul dari transaksi jual beli dan atau sewa berdasarkan akad murabahan, salam, istishna dan atau ijarah.
Qardh yaitu penyediaan dana ataru tagiahan antara bank syariah dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.
Surat berharga syariah yaitu surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah yang lazim diperdagangkan dipasar uang dan atau pasar modal antara lain wesel, obligasi syariah, sertifikasi reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah.
Penempatan yaitu penanaman dana bank syariah pada bank syariah lainnya dan atau bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsisp syariah antara lain dalam bentuk giro dan atau tabungan wadiah, deposito berjangka dan atau tabungan muharabah, pembiayaan yang diberikan, sertifikat investasi mudharabah antar bank (IMA) dan atau bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah.
Penyertaan modal yaitu penanaman dana bank syariah dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah termasuk peneneman dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jensi transakasi tertentu berdasarkan prinsisp syariah yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah.
Penyertaan modal sementara yaitu penyertaan modal bank syariah dalam perusahaan nasabah untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan atau piutang (debt to equity swap) sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku termasuk dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jenis transaksi tertentu yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan nasabah.
.Kualitas semua bentuk penanaman dana (aktiva produktif) diatas menjadi standar pengukuran kinerja bank syariah. Untuk menjaga kinerja yang baik dan pengembangan usaha yang senantiahsa sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah maka kualitas aktiva produktif perlu dijaga. Salah satu cara menjaga kualitas aktiva produktif adalah dengan menerapkan kebijakan alokasi dana baik menurut sector ekonomi, sektro industri maupun wilayah pemasaran. Misalnya sekian persen untuk pembiayaan sector industri manufaktur, sekian persen untuk perdagangan dan sekian untuk penyertaan.
Demikian juga dengan rasio antara pembiayaan dan sumber-sumber daya dengan memperhatikan penyebaran sumber daya dan penyebaran resiko sehingga aktiva produktif perusahaan benar-benar dapat menjadi kontribusi pendapatan bagi bank tersebut
Aktiva diartikan sebagai jasa yang akan datang dalam bentuk uang atau jasa mendatang yang dapat ditukarkan menjadi uang (kecuali jasa-jasa yang timbul dari kontrak yang belum dijalankan kedua belah pihak secara sebanding) yang didalamnya terkandung kepentingan yang bermanfaat yang dijamin menurut hokum atau keadilan bagi orang atau sekelompok orang tertentu. Aktiva juga diartikan sebagai manfaat ekonomi yang sangat mungkin diperoleh atau dikendalikan oleh entitas tertentu pada masa mendatang sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu (Marianus Sinaga, 1997)
. Pembiayaan yaitu penyediaan dana dan atau tagihan berdasarkan akad mudaharabah dan atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip bagi hasil.
. Qardh yaitu penyediaan dana ataru tagiahan antara bank syariah dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.
. Surat berharga syariah yaitu surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah yang lazim diperdagangkan dipasar uang dan atau pasar modal antara lain wesel, obligasi syariah, sertifikasi reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah.
. Penempatan yaitu penanaman dana bank syariah pada bank syariah lainnya dan atau bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsisp syariah antara lain dalam bentuk giro dan atau tabungan wadiah, deposito berjangka dan atau tabungan muharabah, pembiayaan yang diberikan, sertifikat investasi mudharabah antar bank (IMA) dan atau bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah.
. Piutang yaitu tagihan yang timbul dari transaksi jual beli dan atau sewa berdasarkan akad murabahan, salam, istishna dan atau ijarah.
. Penyertaan modal yaitu penanaman dana bank syariah dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah termasuk peneneman dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jensi transakasi tertentu berdasarkan prinsisp syariah yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah.
. Transaksi rekening administrasi yaitu komitmen dan kontijensi (off balance sheet) berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas bank garansi, akseptasi (endorsemen), irrevocable letter of credit (L/C) dan garansi lain berdasarkan prinsip syariah.
. Penyertaan modal sementara yaitu penyertaan modal bank syariah dalam perusahaan nasabah untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan atau piutang (debt to equity swap) sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku termasuk dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jenis transaksi tertentu yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan nasabah.
. Sertifikasi Wadiah Bank Indonesia (SWBI) yaitu sertifikat yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah.
Kualitas semua bentuk penanaman dana (aktiva produktif) diatas menjadi standar
Aktiva yang produktif atau productive assets sering juga disebut dengan
earning assets atau aktiva yang menghasilkan, karena penempatan dana bank
tersebut diatas adalah untuk mencapai tingkat penghasilan yang diharapkan.
Aktiva produktip adalah penaman bank dalam bentuk kredit, surat berharga,
penyertaan dan penanaman laiinya yang dimaksudkan untuk memperoleh
penghasilan.
Pengelolaan aktiva produktip adalah bagian dari assets management yang
juga mengatur tentang cash reserve (liquidity assets) dan fixed assets (aktiva tetap
dan inventaris). Ada empat macam aktiva produktif atau aktiva yang menghasilkan
(earning assets), yaitu :
a. Kredit yang diberikan
b. Surat-surat berharga
c. Penempatan dana pada bank lain
d. Penyertaan
Keempat jenis aktiva diatas kesemuanya menggunakan loanable funds atau
excess reserve sehingga dengan memperhatikan bahwa sumber dana terbesar untuk
penempatan aktiva itu adalah berasal dari dana pihak ketiga dan pinjaman, maka
resiko yang mungkin timbul atas penempatan/alokasi dan tersebut harus diikuti dan
diamati terus melalui analisis-analisis resiko.
Semua dalam usaha menanamkan dana tersebut mengundang resiko dimana
tidak terbayar kembali atas kredit yang telah diberikan. Sementara itu penanaman
dalam bentuk kredit merupakan bagian terbesar dari aktiva operasional dan aktiva
secara keseluruhan. Karena itu pengamatan dan analisis tentang bagaimana kualitasdari aktiva produktif harus dilakukan terus menerus
Laporan komitmen dan kontigenesi
KOMITMEN BANK
Komitmen bank adalah suatu ikatan atau kontrak atau berupa janji yang tidak dapat dibatalkan (irrevocable) secara sepihak oleh bank baik dalam rupiah maupun valuta asing, Komitmen disajikan dalam laporan komitmen dan kontijensi tanpa pos lawan.
Tagihan komitmen antara lain :
fasilitas pinjaman yang diterima dari pihak lain yang belum ditarik posisi pembelian valuta asing dll.
Kewajiban komitmen antara lain :
fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik
fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
posisi pembelian valuta asing dll.
- Komitmen Tagihan
Komitmen tagihan adalah komitmen yang menjadi hak bank untuk menguasai/mendapatkan apa yang tertuang dalam kontrak/perjanjian.
Kewajiban Komitmen
Fasilitas kredit yang diberikan kadang tidak langsung dicairkan setelah kredit disetujui dengan limit tertentu. Selama belum dicairkan, kewajiban nasabah harus dicatat bank dengan nilai yang tepat sebagai dasar pengelolaan dana dan likuiditasnya yang harus disediakan kepada nasabah jika dicairkan. Sebagai komitmen bank mencatat dalam rekening administratif tanpa nilai lawan.
KONTINJENSI
PSAK No. 31 mengatur akuntansi untuk transaksi kontinjensi dalam suatu perusahaan. Istilah kewajiban bersyarat digunakan untuk menyatakan kewajiban yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidaknya suatu peristiwa dimasa yang akan datang, dan dengan demikian pada tanggal neraca belum terdapat kepastian mengenai ada tidaknya kewajiban tersebut. Dalam perkembangan akuntansi, bidang yang paling awal berkembang adalah akuntansi keuangan. Seiring dengan perkembangan industri yang sangat pesat karena kebutuhan akan informasi, maka berkembanglah bidang-bidang lain, seperti akuntansi biaya, akuntansi manajemen, auditing, akuntansi perpajakan, akuntansi sektor publik, sistem informasi akuntansi, akuntansi keperilakuan dan perkembangan terakhir khususnya di Indonesia adanya konsep akuntansi syariah. Bidang akutansi dapat dipandang dari berbagai sudut pandang sehingga memperkaya bidang akuntansi. Akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pihak internal perusahan (internal user), sedangkan akuntansi keuangan menghasilkan informasi untuk pihak eksternal perusahaan (external user).
Kontinjensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi ketidakpastian mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan, yang baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang. Pengungkapan akan peristiwa kontinjensi diharuskan dalam laporan keuangan.
Kontinjensi atau lebih dikenal dengan peristiwa atau transaksi yang mengandung syarat merupakan transaksi yang paling banyak ditemukan dalam kegiatan bank sehari-hari. Kontinjensi yang dimiliki oleh suatu bank dapat berakibat tagihan atau kewajiban bagi bank yang bersangkutan.
Rasio Keuangan Bank
Analisis rasio keuangan bank merupakan suatu alat atau cara yang paling umum digunakan dalam membuat analisis laporan keuangan. Analisis rasio menggambarkan hubungan matematis antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya. Karena penginterprestasikan terhadap rasio - rasio ini cukup kompleks, maka keefektifan rasio keuangan ini sebagai suatu alat analisis sangat tergantung dan kemampuan dan keahlian analisis dalam menginterprestasikannya. Berikut beberapa analisis rasio keuangan yang digunakan dalam suatu bank, yaitu sebagai berikut:
•Cash Ratio adalah : Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang
dihimpun bank yang harus segera dibayar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah pada saat ditari dengan menggunkaan alat likuid yang dimilikinya. Menurut ketentuan Bank Indonesia, alat likuid terdiri atas uang kas ditambah dengan rekening giro bank yang disimpan pada Bank Indonesia. Semakin tinggi rasio mi semakin tinggi pula kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, namun dalam praktik akan mempengaruhi produktifitasnya.
•Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah : Rasio antara seluruh jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal mi disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.
•Return on Assets (ROA ) adaiah Rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dan segi penggunaan asset.
•Return on Equity ( ROE) adalah : Perbandingan antara laba bersih bank
dengan ROE modal sendiri. Rasio mi banyak diamati oleh para pemegang saham bank serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan. Kenaikan dalam rasio mi berarti terjadi kenaikan laba bersih dan bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank.
•Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah Rasio yang memperlihatkan seberapa
jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan,, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dan dana modal sendiri bank, disamping memperoleh dana - dana dan sumber - sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman, dan lain - lain. Rasio ini merupakan indicator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dan kerugian - kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko.
•Debt to Equity Ratio ( DER) adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang - utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Dengan dana yang berasal dari modal bank sendiri
Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan Bank dalam memenuhi perolehan laba. Keuntungan sudah menjadi tujuan utama dan setiap perusahaan, dan keuntungan tersebut modal akan bertambah yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan bank dalam melaksanakan operasinya. Keuntungan yang diperoleh selain ditentukan oleh kecakapan dan keterampilan pimpinan bank, juga tidak lepas dan kepercayaan para pemegang saham dan masyarakat yang menyimpan uangnya berupa giro, tabungan, maupun deposito. Untuk memupuk kepercayaan masyarakat yang menyimpan dananya, bank dituntut untuk memelihara alat -
alat likuid yang cukup besar tanpa
menghilangkan kesempatan untuk memperoleh laba optimal.
Keuntungan yang rendah merupakan hambatan bagi pertumbuhan bank dan juga dapat menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank dan sebaliknya. Dalam analisis mi dicani hubungan timbal balik dengan pos - pos yang ada pada laporan laba / rugi bank dengan pos pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan. Analisis Rasio Profitabilitas suatu bank antara lain adalah Return on Assets, Return on Equity, Rasio biaya operasional,
dan Net profit margin. Berikut mi adalah pengertian dan rumus rasionya:
Return on assets adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen Bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu Bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai Bank
ersebut semakin baik pula posisi Bank tersebut dan penggunaan asset. Rasio ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROA = Laba Bersih
X 100 %
Total Aktiva
Return on Equity adalah rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih suatu Bank dengan modal sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
ROE = Laba Bersih
X 100 %
Modal Sendiri
Biaya operasional adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan Bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
BOPO = Beban operacional
X 100 %
Pendapatan operasional
Rasio Net Profit Margi adalah Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh Bank disbanding dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
NPM = Laba Bersih/pendapatan Operasional x100 %